Sabtu, 24 November 2012

Nama Diana














A. Pendahuluan
Perencaaan produksi adalah pernyataan rencana produksi ke dalam
bentuk agregat. Perencanaan produksi ini merupakan alat komunikasi antara
manajemen teras ( top management ) dan manufaktur. Di samping itu juga,
perencanaan produksi merupakan pegangan untuk merancang jadwal induk
produksi. Beberapa fungsi lain perencanan produksi adalah :
1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadapa
rencana strategis perusahaan
2. Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi
3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi
4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat
penyesuaian.
5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan
rencana startegis
  1. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan Jadwal

Agar manajemen teras dapat memfokuskan seluruh tingkat produksi
tanpa harus rinci, maka perencanaan produksi dinyatakan dalam kelompok
produk atau famili (agregat). Satuan unit yang dipakai dalam perencanaan
produksi bervariasi dari satu pabrik ke pabrik lain.Hal ini bergantung dari jenis
produk seperti : ton, liter, kubik, jam mesin atau jam orang.Jika satuan menit
sudah ditetapkan maka faktor konversi harus ditetapkan sebagai alat
komunikasi dengan deperatemen lainnya seperti departemen pemasaran dan
akuntansi. Satuan unit di atas harus dikonversikan dalam bentuk satuan
rupiah. Disamping menjaga faktor konversi diperlukan untuk menterjemahkan
perencanaan produksi ke jadwal produksi induk produksi.
Perencanaan produksi mempunyai waktu perencanaan yang cukup
panjang, biasanya 5 tahun. Rencana ini digunakan untuk perencanaan sumber
daya seperti ekspansi, pembelian mesin. Proses peramalan telah memberikan
informasi mengenai besarnya permintaan akan produk yang direncanakan.
Langkah selanjutnya adalah membuat rencana produksinya itu sendiri. Dalam
hal ini tidak semua permintaan dari hasil peramalan mungkin bisa diproduksi
karena kapasitas produksi yang dimiliki tidak mencukupi. Pada dasarnya
perencanaan produksi adalah upaya menjabarkan hasil peramalan menjadi
rencana produksi yang layak dilakukan dalam bentuk jadwal rencana produksi.

B.PEMAHAMAN
RENCANA PRODUKSI mencakup jumlah produk yg diinginkan pada waktu yg tepat dg biaya minimum & berkualitas.

RENCANA PRODUKSI menjadi dasar pembuatan anggaran operasi, keperluan SDM dan jam kerja biasa atau lembur. Kemudian utk menetapkan peralatan dan tingkat persediaan.

Perencanaan Produk adalah penentuan jenis barang atau jasa yang akan dibuat oleh suatu perusahaan dalam kegiatan sehari-harinya. Dan perencanaan produksi adalah

Perencanaan produksi (Production Planning) adalah salah satu dari berbagai macam bentuk perencanaan yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses produksi yang akan dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.
Perencanaan produksi sangat erat kaitannya dengan pengendalian persediaan sehingga sebagian besar perusahaan manufacture menempatkan fungsi perencanaan dan pengendalian persediaan dalam satu kesatuan.
Ditinjau dari bentuk industri, perencanaan produksi suatu perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya terdapat perbedaan. Banyak hal yang menyebabkan perbedaan tersebut, bahkan pada perusahaan yang sejenis.
Tujuan produksi bagi perusahaan adalah barang dengan spesifikasi tertentu memenuhi permintaan pelanggan. Tujuan tersebut dituangkan dalam Order Confirmation yang dibuat oleh bagian penjualan. Dengan demikian dapat disimpulkan tujuan produksi sepenuhnya  dirumuskan oleh sales department, berdasarkan order yang telah diterima. Karena tujuan produksi dirumuskan berdasarkan order yang telah diterima maka dalam fungsi perencanan produksi pengaruh forecasting pada sistem perencanaan produksi dapat dikatakan tidak signifikan.

3. PERENCANAAN PRODUKSI
Agar perusahaan lebih focus terhadap seluruh tingkat produksi, maka perencanaan produksi dapat diklasifikasikan dalam kelompok produk atau famili (agregat). Mengingat satuan unit yang dipakai dalam perencanaan produksi sangat bervariasi, bergantung dari jenis produk seperti : ton, liter, kubik, jam mesin atau jam orang. Jika satuan unit sudah ditetapkan, maka faktor konversi harus ditetapkan sebagai alat komunikasi dengan deperatemen lainnya (seperti departemen pemasaran dan akuntansi). Selanjutnya satuan unit harus dikonversikan dalam bentuk satuan rupiah. Disamping itu, satuan unit juga sangat diperlukan untuk menterjemahkan perencanaan produksi ke jadwal produksi induk produksi.
Perencanaan produksi mempunyai waktu perencanaan yang cukup panjang; biasanya 5 tahun. Rencana ini digunakan untuk perencanaan sumber daya seperti penambahan karyawan atau pengadaan alat produksi.
Proses peramalan dapat memberikan informasi mengenai besarnya permintaan produk untuk menunjang penyusunan rencana produksi. Dengan demikian, jastifikasi permintaan produk dari hasil peramalan dapat disesuaikan dengan kapasitas produksi yang dimiliki. Pada dasarnya perencanaan produksi adalah upaya menjabarkan hasil peramalan menjadi rencana produksi yang layak dilakukan dalam bentuk jadwal rencana produksi.

Agar perusahaan lebih focus terhadap seluruh tingkat produksi, maka perencanaan produksi dapat diklasifikasikan dalam kelompok produk atau famili (agregat). Mengingat satuan unit yang dipakai dalam perencanaan produksi sangat bervariasi, bergantung dari jenis produk seperti : ton, liter, kubik, jam mesin atau jam orang. Jika satuan unit sudah ditetapkan, maka faktor konversi harus ditetapkan sebagai alat komunikasi dengan deperatemen lainnya (seperti departemen pemasaran dan akuntansi). Selanjutnya satuan unit harus dikonversikan dalam bentuk satuan rupiah. Disamping itu, satuan unit juga sangat diperlukan untuk menterjemahkan perencanaan produksi ke jadwal produksi induk produksi.
Perencanaan produksi mempunyai waktu perencanaan yang cukup panjang; biasanya 5 tahun. Rencana ini digunakan untuk perencanaan sumber daya seperti penambahan karyawan atau pengadaan alat produksi.
Proses peramalan dapat memberikan informasi mengenai besarnya permintaan produk untuk menunjang penyusunan rencana produksi. Dengan demikian, jastifikasi permintaan produk dari hasil peramalan dapat disesuaikan dengan kapasitas produksi yang dimiliki. Pada dasarnya perencanaan produksi adalah upaya menjabarkan hasil peramalan menjadi rencana produksi yang layak dilakukan dalam bentuk jadwal rencana produksi.

1.1 Menentukan Sasaran
sasaran produksi hendaknya mencerminkan strategi dan taktik bisnis yang dianut, san bilamana mungkin , diperlihatkan kaitan antara keduanya. Misalnya jika perusahaan itu bersedia menerima berapapun besarnya pesanan, haruslah diketahui biayanya berkenaan dengan penyetelan masin dan produksi pada umumnya. Penyelidikan atas prestasi produksi sekarang akan memberikan landasan untuk membahas sasaran. Apakah sasaran tersebut cukup baik? Apakah itu dapat diperbaiki? Salah satu kunci penilaiannya terdapat dalam menganalisis perbedaan antara prestasi sekarang dan prestasi teknis. Manajemen berdasarkan sasaran hendaknya jangan hanya dianggap sebagai pembentukan standar prestasi yang kemudian dipantau secara teratur. Kegiatan yang diadakan antara lain :
  • penilaian kekuatan dan kelemahan dari orang-orang yang terlibat
  • penilaian lingkungan
  • penulisan uraian pekerjaan, yang dapat digunakan untuk mengalokasikan sumber daya dan tanggung jawab
  • penimbangan prestasi secara rutin
  • rencana pelatihan dan pembinaan umum yang sesuai untuk memperbaiki prestasi
  • sasaran hendaknya dibicarakan dengan dan disetujui oleh para manajer,
  • tolak ukur prestasi ditentukan

1.2 Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan produksi yang bertanggung jawab atas tersedianya material produksi dan material pembantu agar  proses produksi dapat berjalan sesuai rencana yang ditetapkan. Keperluan meminimumkan persediaan berhubungan dengan besarnya biaya yang diperlukan  oleh persediaan yaitu :
Biaya pembelian.
Yang dimaksud biaya pembelian dalam hal ini adalah biaya pembelian bahan baku untuk produksi. Pembelian skala besar dapat mengurangi biaya pembelian dengan adanya potongan harga (quantity discount) yang diberikan Supplier dengan konsekwensi biaya transportasi yang ditanggung Supplier relative lebih murah karena pengangkutan barang dilakukan tidak terlalu sering, namun perlu diperhitungkan apakah potongan harga tersebut lebih kecil dari biaya  penyimpanan. Disamping itu jumlah persediaan yang cukup dapat mempercepat delivery sehingga tidak menimbulkan kekecewaan pelanggan. Karena jenis perusahaan memproduksi suatu barang sesuai permintaan pelanggan dimana permintaan tersebut akan dipenuhi pada waktu yang akan datang, cara pembelian tersebut tidak menguntungkan karena penyimpanan barang tersebut membutuhkan  ruang yang luas dan waktu penyimpanan yang relative lama
Biaya penyimpanan
Biaya  penyimpanan meliputi biaya penyediaan ruang  yang diperlukan untuk menampung barang tersebut, biaya perawatan atas resiko kerusakan,  serta biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk merawat dan mengamankan barang tersebut dari segala macam bentuk gangguan.
Selain itu biaya penyimpanan juga berkaitan dengan biaya bunga  dimana semakin besar dana yang dialokasikan pada persediaan akan mengakibatkan  alokasi  akan investasi yang lain akan terhambat  atau  dilakukan dengan suntikan dana dari kreditur dalam hal ini adalah Bank.
Sesuai dengan sifat perusahaan yang memenuhi permintaan  pelanggan pada waktu yang akan datang  maka  persediaan bahan baku dasar, tinta spesial yang tidak diperuntukan untuk order produksi tertentu (bebas) adalah nol.
1.3 Tanggung jawab perencanaan dan pengendalian bahan
keputusan tentang pihak mana yang akan bertanggung jawab atas perencanaan dan pengawasan bahan biasanya dipengaruhi oleh salah satu dari tiga kecendrungan berikut :
  • mengelompokkan seluruh kegiatan perencanaan dan pengawasan bahan dibawah satu bagian atau departemen.
  • Memberikan kebebasan kepada setiap bagian untuk melakukan sendiri perencanaan dan pengawasan bahan yang dibutuhkannya.
  • Membentuk satu bagian yang terpisah atau tersendiri yang khusus bertanggung jawab untuk mengurus bahan-bahan.
Namun demikian kecendrungan yang paling lazim akhir ini adalah kecendrungan yang ketiga yaitu membentuk satu bagian yang terpisah atau tersendiri yang khusus bertanggung jawab untuk mengurus persediaan bahan-bahan. Orang yang mengepalai bagian ini biasanya disebut kepala bagian bahan ( material manager ) atau manajemen perbekalan ( logistic structure ), dalam hubungannya dengan penentuan pihak yang akan bertanggung jawab atas perencanaan dan pengawasan bahan, terdapat dua susunan yang berbeda yaitu susunan terbagi dan susunan terpadu
  • Susunan terbagi. Dengan susunan terbagi terdapat tiga bagian yang terpisah yang bertanggung jawab atas manajemen bahan. Ketiga bagian itu adalah : a. bagian pembelian, b. bagian pengendalian produksi, c. bagian penyaluran
  • Susunan Terpadu. Dengan susunan terpadu hanya terdapat satu bagian yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengawasan bahan yaitu bagian manajemen bahan yang dikepalai oleh seorang eksekutif. Pada susunan seperti ini seluruh tugas manajemen bahan adalah bagian dari suatu kegiatan yang luas. Susunan ini memadukan atau menyatukan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan arus pergerakan bahan-bahan.
Pembelian Bahan
Pengawasan Bahan
Penanganan Bahan
Pengelolaan bahan

gambar aliran bahan melalui kegiatan yang berbeda

Tanggung Jawab untuk Menetapkan Tujuan Perencanaan
1.      Staf Perencanaan
Khususnya staf perencanaan dapat mengurangi bban kerja manajer individual, membantu mengkoordinasikan aktivitas perencanaan manajer individual, membawa berbagai alat dan teknik yang berbeda untuk menyelesaikan masalah tertentu, berwawasan yang lebih luas dibanding manajer individual, dan melangkah jauh melmpaui proyek dan departemen tertentu.
2.      Satuan Tugas Perencanaan
Organisasi terkadang menggunakan satuan tugas untuk membantumengembangkan rencana. Satuan tugas semacam itu seringkali terdiri dari manajer lini dengan suatu minat khusus dalam bidang perencanaan yang relevan.
3.      Dewan Direksi
Dewan direksi (board of directors) bertugas menetapkan misi dan strategi perusahaan. Di beberapa perusahaan, dewan tersebut erperan aktif dalam proses perencanaan. Di CBS, misalnya, dewan direksi biasanya berperan dalam perencanaan. Di perusahaan lain, dewan memilih seorang eksekutif kepala yang kompeten dan mendelegasikan perencanaan kepada individu tersebut.
4.      Chief Executive Officer (CEO)
Chief Executive Officer (CEO) biasanya presiden direktur atau ketua dari dewan direksi. CEO mungkin individu tunggal yang paling penting dalam setiap proses perencanaan organisasi. CEO memainkan suatu peran utama dalam menyelesaikan proses perencanaan dan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan strateggi. Dewan dan CEO kemudian berperan langsung dalam perencanaan. Komponen organisisional lain yang terlibat dalam proses perencanaan memiliki peran sebagai penasihat atau konsultan.
5.      Komite Executive
Komite eksekutif (executive commitee) biasanya terdiri dari eksekutif puncak dalam organisasi yang bekerja sama sebagai suatu kelompok. Anggota komite eksekutif seringkali dibebankan pada berbagai staf komite, subkomite, dan satuan tugas untuk berkonsentrasi pada proyek tertentu atau masalah yang mungkin dihadapi seluruh organisasi pada suatu waktu di masa depan.
6.      Manajemen Lini
Komponen terakhir dari sebagian besar aktivitas perencaanaan organisasi adalah manajemen lini (line management). Manajer lini adalah orang yang memiliki otoritas formal dan tanggung jawab untuk manajemen organisasi. Mereka memainkan suatu peran penting dalam proses perencanaan oranisasi karena dua alasan. Pertama, mereka merupakan sumber informasi berharga dari dalam organisasi untuk manajer lain etika rencana diformulasikan dan diimplementasikan. Kedua, manajer lini di tingkat menengah Dn rendah dari organisasi biasanya harus melaksanakan rencana yang dikembangkan oleh manajemen puncak. Manajemen lini mengidentifikasikan, menganalisis, dan merekomendasikan alternatif program, membuat anggaran, dan mengajukannya untuk disetujui, dan akhirnya melaksanakan rencana.
























rencana – rencana yang berkaitan
perencanaan dalam fungsi produksi harus memperhatikan dua segi
  1. Penjabaran strategi produkdi kedalam rencana – rencana tindakan yang dirumuskan sebaik-baiknya.
  2. Penerapan dan pemantauan sasaran yang sudah disetujui. Skala waktu dari 1 dan 2 bisa sangat berlaianan.
  3. Keseluruhan rencana manuactur dapat mencakup :
    a. analisis lingkungan dari unit manufactur dengan memperhatikan dampak kondisi ekonomis, sosial dan budaya. Kemungkinan adanya perubahan dalam organisasi kerja, insentif atau perangsang, sistem serta sumber daya dan pengalokasian yang diperlukan sebagai akibat anlisis lingkungan.
    b. penggunaan kapasitas sekarangmaupun yang direncanakan pada tiap lini produksi
    c. biaya sekarang maupun yang direncanakanbagi tiap lini produksi
    d. rencana tindakan untuk mengatasi perubahan yang dibayangkan.
    e. perubahan keorganisasian, perencanaan penggantian
    f. program pembinaan penyelia manajement
    g.rencana pembangunan sistem
    h.investasi modal

1.4 Menetapkan Biaya Produksi


Biya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini disebabkan biaya sangat menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.

Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.

Ilmu yang mempeajari masalah-masalah biaya adalah Akuntansi Biaya. Akuntasnsi biaya pada perusahaan berhubungan dengan tugas-tugas : mencatat, mengklasifikasikan, mengintrespestasikan, menyajikan dan mengendalikan biaya dari proses produksi.
Pengelompokan Biaya
Biaya dapat digolongkan berdasarkan sudut tinjauan, antara lain :
  1. Menurut keterlibatan biaya dalam pembuatan produk :
    1. Biaya bahan langsung = biaya yang timbul dari pemakaian semua bahan-bahan yang menjadi bagian dari produk jadi.
    2. Biaya buruh langsung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ikut terlibat dalam kegiatan proses produksi.
    3. Biaya tak langsung pabrik = biaya yang terjadi dipabrik
Biaya ini terdiri dari :
  • Biaya bahan tak langsung = biaya dari semua bahan-bahan yang tidak menjadi bagian dari suatu produk, tetapi diperlukan dalam pengolahan bahan menjadi barag. Contoh : pengelasan pada pembuatan mobil
  • Biaya buruh tak lansung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ada dipabrik, tetapi tidak langsung dalam proses pembuatan suatu produk. Contoh : gaji untuk pekerja bagian perawatan mesin.
    1. Biaya komersial = biaya tak langsung yang tidak terjadi di pabrik.
Biaya ini terdiri dari :
      • Biaya penjualan = pengeluaran yang dilakukan dalam rangka kegiatan penjualan suatu produk
      • Biaya administrasi = pengeluaran yang dilakukan untuk mendukung kegiatan-kegiatan pabrik.
  1. Menurut perubahan dalam volume produksi
    1. Biaya tetap : biaya yang tidak tergantung pada volume produksi
    2. Biaya variabel : biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi
Biaya Produksi
Cara penentuan biaya pembuatan produk :
  1. Biaya historis : yaitu penentuan biaya produk dengan mengumpulkan semua biaya yang telah terjadi dan diperhitungkan setelah operasi pembuatan produk selesai
  2. Biaya sebelum pembuatan : suatu cara penentuan biaya pembuatan produk sebelum produk tersebut dibuat.
Biaya ini terbagi atas :
    1. Biaya anggaran : berdasarkan kegiatan masa lalu dan perkiraan kegiatan pada masa yang direncanakan.
    2. Biaya standar : berdasarkan standar-standar pelaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Harga pokok standar : harga pokok yang telah ditentukan sebelum proses produksi dilaksanakan.

Tujuannya adalah :
  1. Pengendalian biaya dan jika memungkinkan menguranginya.
  2. Pengukuran efesiensi
  3. Penyederhanaan prosedur pembiayaan
  4. Penilaian persediaan
  5. Penentuan harga jul.
Cara penentuan biaya standar :
  1. Berdasarkan rata-rata biaya yang terjadi pada masa lalu
  2. Berdasarkan biaya terendah yang terjadi pada masa lalu
  3. Berdasarkan biaya yang berasal dari anggaran pada suatu kondisi operasi yang normal
  4. Berdasarkan biaya ideal yang terjadi pada efesiensi maksimum
  5. Berdasarkan biaya yang dapat dicapai pada kondisi operasi yang baik.


CONTOH PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI

Harga jual hasil produksi PT. ”X” sebesar 20.425. dengan data-data biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut :
Bahan baku yang digunakan
Awal tahun
Akhir tahun
Departemen A
Tarif upah langsung pada Dept. A
Jam kerja yang terjadi pada Dept. A
Tarif upah langsung pada Dept. B
Jam kerja yang terjadi pada Dept. B
Jam mesin pada Dept. B
Overhead pabrik Dept A (perjam buruh langsung)
Overhead pabrik Dept. B (perjam mesin)
2.400
4,10/jam
600
4,00/jam
300
200

2,00
1,80
1.300
4,10/jam
400
4,00
140
120

2,00
1,80


Biaya pemasaran dan administrasi yang dibebankan oleh perusahaan sebesar 25 % dari harga pokok produksi.
Tentukan biaya total produksi serta persentasi margin.




Jawab :
BAHAN LANGSUNG
Tanggal
Departemen
Biaya
Biaya Total
1 Januari
31 Desember
A
A
2.400
1.300


3.700

BURUH LANGSUNG
Tanggal
Depertemen
Jam
Upah/jam
Biaya
Biaya Total
1 Januari
1 Januari
31 Desember
31 Desember
A
B
A
B
600
300
400
140
4,10
4,00
4,10
4,00
2.460
1.200
1.640
560




5.860

OVERHEAD PABRIK
Tanggal
Dept.
Dasar Pengenaan (DP)
Jam
Biaya/DP
Biaya
Biaya Total
1 Januari
1 Januari
31 Desember
31 Desember
A
B
A
B
/jam buruh
/jam mesin
/jam buruh
/jam mesin
600
200
400
120
2,00
2,00
1,80
1,80
1.200
360
800
216




2.576


Bahan Langsung 3.700
Buruh langsung
Dept. A 4.100
Dept. B 1.760
5.860
9.560
Overhead Pabrik
Dept. A 2.000
Dept. B 576
2.576
Biaya Total Produksi 12. 136

Biaya pemasaran & adm 25 % x 12.136 = 3.034

Maka biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan :
12.136 + 3.034 = 15.170
Harga jual produksi oleh perusahaan
20.425
Laba yang diperoleh perusahaan :
20.425 – 15.170 = 5.255
Presentasi margin yang diperoleh perusahaan sebesar :
(5.255/20.425) x 100 % = 25,73 %


Langkah-langkah perencanaan produksi.

Dari penelitian yang dilakukan baik terhadap proses produksi maupun terhadap produk yang dihasilkan, langkah selanjutnya adalah tindak-lanjut penelitian dan pengembangan dengan tahapan :
  1. Mencari gagasan, yaitu tahapan dalam mencari gagasan-gagaan baru dalam rangka pengembangan produk. Gagasan ini dapat berasal dari pasar/konsumen, teknologi yang ada atau digunakan dan dari pihak ketiga atau para ahli.
  2. Seleksi produk, yaitu tahapan untuk memilih gagasan-gagasan yang masuk atau yang terbaik berkaitan dengan pengembangan produk, sehingga gagasan yang dimanfaatkan adalah gagasan-gagasan yang tidak akan mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian. Ada tiga alat yang digunakan untuk menguji pengembangan gagasan, yaitu:
  1. Kelayakan finansial.
Melalui alat yang dinamakan Project Value Index, maka dapat diketahui tentang tingkat kelayanan financial dalam mewujudkan gagasan. Project Value Index ini menggunakan formulasi Return on Investment (ROI) sebagai berikut:

Pt x Pc x AV x p x L PM
ROI = ------------------------- atau ROI = ------ x 100%
TDC TC

Keterangan:
        • Pt : Technical probability atau kemungkinan keberhasilan teknik
(0 ≤ Pt ≤ 1)
        • Pc : Commercial probability atau kemungkinan keberhasilan komersial (0 ≤ Pc ≤ 1)
        • AV : Annual volume, yakni total penjualan produk dalam unit/tahun
        • p : Profit, yaitu laba yang diperoleh per unit = Hasil – biaya (Revenue – cost)
        • L : Life, yaitu waktu kehidupan/tahun
        • TDC : Total development cost, yaitu jumlah seluruh biaya pengembangan produk.
        • PM : Profit margin, yaitu margin laba yang diproyeksikan atau tingkat laba yang diinginkan.
        • TC : Total cost, yaitu total biaya pengembangan produk Kriteria:
Bila ROI > Tingkat bunga umum (r) berarti gagasan memiliki kelayakan financial, dan bila ROI < Tingkat bunga umum (r) berarti gagasan tidak memiliki kelayakan finansial
Contoh:
CV. Alhambra dalam setahun berharap memperoleh laba sebesar Rp.25.000.000, - dengan biaya operasional sebesar Rp.10.000.000,- dan tingkat bunga umum (bank) 15%, maka dengan menggunakan rumus ROI sederhana, diperoleh:
25.000.000
ROI = --------------- x 100% = 16,67%
150.000.000

ROI > r atau 16,67% > 15% berarti gagasan tersebut memiliki kelayakan finansial.
  1. Kesesuaian operasi.
Khusus bagi perusahaan yang telah berproduksi, suatu gagasan yang memiliki kelayakan finansial bukan berarti dapat langsung dikembangkan. Apabila operasi dari produk yang akan dikembangkan berbeda dengan produk yang sudah ada, akan berdampak pada aspek lain, misalnya akan mengubah layout, menambah biaya dan sebagainya. Oleh karena, itu pengembangan suatu gagasan tidak hanya ditentukan oleh kelayakan financial melainkan pula oleh kesesuaian operasi.



  1. Potensi pasar.
Pengembangan suatu gagasan mengenai produk harus ditentukan pula oleh potensi pasar dari produk tersebut. Oleh karena bila potensi pasarnya belum jelas maka pengembangan produk tersebut perlu dipertimbangkan kembali sampai potensi pasarnya jelas atau menguntungkan perusahaan.
Untuk kepentingan pengembangan produk tersebut, maka harus diperhatikan beberapa faktor, antara lain:
          1. Persaingan. Apakah perusahaan pesaing juga telah melakukan pengembangan produknya? Kalau ya, bagaimana bentuk pengembangan produknya?
          2. Persediaan bahan, baik bahan baku maupun bahan penolong. Apakah bahan baku dan bahan penolong tersedia dalam jumlah yang cukup untuk jangka panjang atau justru sebaliknya?
          3. Kualitas produksi yang diinginkan. Apakah perusahaan akanmempertahankan kualitas produk ataukah akan ada perbaikan kualitas?
          4. Resiko teknik. Apakah dengan pengembangan produk yang direncanakan berakibat pada proses secara teknis, misalnya perlunya mesin atau peralatan yang baru atau tenaga ahli yang baru?
          5. Volume penjualan yang diharapkan. Apakah dengan pengembangan produk dapat meningkatkan volume penjualan atau apakah perusahaan sudah puas dengan volume penjualan yang telah dicapai?
          6. Strategi perusahaan. Apakah perusahaan telah siap dengan strategi tertentu dalam upaya pengembagan produk dan mempromosikannya, dalam bentuk yang bagaimana?
Faktor-faktor di atas harus mendapat perhatian dari pihak perusahaan, agar rencana pengembangan produk benar-benar mendatangkan keuntungan sesuai yang diharapkan dan bukan sebaliknya yang justru berakibat perusahaan mengalami kerugian.
Dengan demikian, pengembangan produk harus dilakukan dengan pertimbangan dan perhitungan rasional-ekonomis (motif ekonomis), bukan hanya sekedar didorong oleh keinginan agar dianggap sebagai perusahaan yang maju atau karena faktor prestise (motif psikologis)
  1. Desain produk pendahuluan, bahwa sebelum ditetapkan desain produk/jasa yang akan dikembangkan ada beberapa hal yang harus dilakukan perusahaan/wirausaha yaitu:
  1. Penentuan bentuk serta fungsi produk baru yang akan diproduksi
  2. Pemilihan bahan yang akan digunakan dengan mempertimbangkan:
          1. Kebutuhan jenis (spesifikasi) produk atau bagian dari produk
          2. Harga dari bahan yang akan digunakan
          3. Biaya pemrosesan bahan atau biaya proses produksi.
  1. Kesempatan diversifikasi.
Yaitu peluang untuk menambah atau memperbanyak jenis produk yang akan dihasilkan.
Misalnya:
  • Dari hanya menghasilkan produk jasa angkutan, ditambah dengan produk jasa cuci mobil/motor.
  • Dari hanya menghasilkan mesin pemotong rumput, ditambah dengan menghasilkan pula mesin penggiling rumput untuk makanan ternak.
  • Dan sebagainya.
Bila telah diputuskan produk mana yang akan dikembangkan atau dihasilkan, maka tahap berikutnya adalah membuat desain produk pendahuluan, yaitu desain dari produk-produk yang terpilih untuk dikembangkan atau diproduksi. Desain produk pendahuluan yang kemudian dikembangkan ke dalam prototype-nya diperlukan agar sebelum produk tersebut diproduksi, selain benar-benar sudah memenuhi standar yang ditetapkan (baik standar bahan maupun standar kualitas), juga harus sesuai dengan permintaan pasar/konsumen.
Ada tiga faktor yang harus dicantumkan dalam desain produk pendahuluan ini, yaitu:
  1. frekuensi kerusakan komponen (reability),
  2. kemudahan untuk pemeliharaan dan perbaikan (maintainability),
  3. umur produk.
  1. Pengujian, yaitu dimaksudkan untuk menguji apakah produk layak dikembangkan atau tidak, baik dilihat dari potensi pasar atau konsumen maupun secara teknik dari produk tersebut.
  2. Desain akhir, bahwa apabila hasil pengujian produk tersebut layak untuk dikembangkan, maka dibuatlah disain akhir. Bila dari pengujian ada perbaikan-perbaikan, maka sebelum diproduksi, perlu dibuat prototype baru untuk diuji kembali sampai produk tersebut lolos uji secara teknik maupun potensi pasar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar