C.
Pengaruh peran auditor dalam nilai kinerja keuangan
VALUE
FOR MONEY AUDIT DAN PROSES AUDIT
KINERJA
A. KARAKTERISTIK VALUE FOR MONEY AUDIT
Audit kinerja yang meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas, pada dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal
tujuan dan prosedurnya. Pengertian audit dalam audit keuangan adalah suatu
proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
mengenai asersi atau tindakan dan kejadian ekonomi, kesesuaiannya dengan
criteria/standar yang telah ditetapkan dan kemudian mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut (Malan, 1984).
Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada
tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja
entitas atau fungsi audit. Definisi audit kinerja adalah suatu proses
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat
melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi operasi,
efektivitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan, dan kepatuhan terhadap
kebijakan, peraturan dan hokum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara
kinerja yang telah dicapai dengan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya,
serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut
(Malan,1984).
Perbedaan VFM audit dengan conventional audit adalah
dalam hal laporan audit. Audit yang konvesional , hasil auditnya adalah berupa
pendapat (opini) auditor secara independen dan obyektif tentang kewajaran
laporan keuangan sesuai dengan criteria standar yang telah ditetapkan, tanpa
pemberian rekomendasi perbaikan. Sedangkan dalam VFM audit tidak sekedar
menyampaikan kesimpulan berdasarkan tahapan audit yang telah dilaksanakan, akan
tetap juga dilengkapi dengan rekomendasi untuk perbaikan di masa depan.
B. AUDIT EKONOMI DAN EFISIENSI
Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan :
1.
Apakah suatu
entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber dayanya (seperti
karyawan, gedung, ruang, dan peralatan kantor) secara ekonomis dan efisien.
2.
Penyebab
terjadinya praktik-praktik yang tidak ekonomis atau tidak efisien, termasuk
ketidakmampuan organisasi dalam mengelola system informasi, prosedur
administrasi, dan struktur organisasi.
Prosedur untuk melakuakan audit ekonomi dan efisiensi meliputi:
1.
Perencanaan
audit.
2.
Me review
system akuntansi dan pengendalian intern.
3.
Menguji system
akuntansi dan pengendalian intern.
4.
Melaksanakan
audit.
5.
Menyampaikan
laporan.
C. AUDIT EFEKTIVITAS
Menurut Audit Commission (1986), efektivitas
berarti menyediakan jasa-jasa yang benar sehingga memungkinkan pihak yang
berwenang untuk mengimplementasikan kebijakan dan tujuannya.
Audit efektivitas (audit program) bertujuan untuk menentukan :
1.
Tingkat
pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan.
2.
Kesesuaian
hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
3.
Apakah entitas
yang diaudit telah mempertimbangkan alternative lain yang memberikan hasil yang
sama dengan biaya yang paling rendah.
Prasyarat-prasyarat yang harus dipenuhi dalam audit kinerja yaitu :
1.
Auditor (orang/lembaga yang melakukan audit), auditee
(pihak yang diaudit), recipient (pihak yang menerima hasil audit).
2.
Hubungan
akuntabilitas antara auditee (subordinate) dan recipient (otoritas
yang lebih tinggi).
3.
Independensi
antara auditor dan auditee.
4.
Pengujian dan
evaluasi tertentu atas aktivitas yang menjadi tanggungjawab auditee oleh
auditor untuk audit recipient.
D. STANDAR AUDIT PEMERINTAH (SAP)
Standar-standar yang menjadi pedoman dalam audit
kinerja terhadap lembaga pemerintah menurut Standar Audit
Pemerintah adalah :
1.
Standar Umum
a. Staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit harus secara kolektif memiliki
kecakapan professional yang memadai untuk tugas yang disyaratkan.
b. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit, organisasi/lembaga
audit dan auditor, baik pemerintah maupun akuntan public, harus independen
(secara organisasi maupun secara pribadi), bebas dari gangguan independensi
yang bersifat pribadi dan yang di luar pribadinya(ekstern), yang dapat
mempengaruhi independensinya, serta harus dapat mempertahankan sikap dan
penampilan yang independen.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama.
d. Setiap organisasi/lembaga yang melaksanakan audit yang berdasarkan SAP ini
harus memiliki system pengendalian intern yang memadai, dan system
pengendalian mutu tersebut harus di-review oleh pihak lain yang kompeten
(pengendalian mutu ekstern).
2.
Standar Pekerjaan
Lapangan Audit Kinerja
a. Perencanaan
Pekerjaan harus direncakanan secara
memadai.
b. Supervisi
Staf harus diawasi (supervisi) dengan
baik.
c. Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan
Apabila hokum, peraturan
perundang-undangan, dan persyaratan kepatuhan lainnya merupakan hal yang
signifikan bagi tujuan audit, auditor harus merancang audit tersebut untuk
memberiakan keyakinan yang memadai mengenai kepatuhan tersebut.
d. Pengendalian Manajemen
Auditor harus benar-benar memahami
pengendalian manajemen yang relevan dengan audit.
3.
Standar
Pelaporan Audit Kinerja
1. Bentuk
Auditor harus membuat laporan audit
secara tertulis untuk dapat mengkomunikasikan hasil setiap audit.
2. Ketepatan Waktu
Auditor harus dengan semestinya
menerbitkan laporan untuk menyediakan infromasi yang dapat digunakan
secara tepat waktu oleh manajemen dan pihak lain yang berkepentingan.
3. Isi Laporan
a. Tujuan, Lingkup, dan Metodelogi Audit
Auditor harus melaporkan tujuan,
lingkup, dan metodologi audit.
b. Hasil Audit
Auditor harus melaporkan temuan audit
yang signifikan, dan jika mungkin melaporkan kesimpulan auditor.
c. Rekomendasi
Auditor harus menyampaikan rekomendasi
untuk melakukan tindakan perbaikan atas bidang yang bermasalah dan untuk
meningkatkan pelaksanaan kegiatan entitas yang diaudit.
d. Pernyataan Standar Audit
Auditor harus melaporkan bahwa audit
dilaksanakan berdasarkan Standar Audit Pemerintah.
e. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
f. Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan
penyalahgunaan wewenang
g. Pelaporan secara langsung tentang unsur perbuatan melanggar/melawan hokum
h. Pengendalian manajemen
i. Tanggapan pejabat yang bertanggungjawab
j. Hasil/prestasi kerja yang patut dihargai
k. Hal yang memerlukan penelaahan lebih lanjut
l. Informasi istimewa dan rahasia
4. Penyajian Laporan
Laporan harus lengkap, akurat,
obyektif, meyakinkan, serta jelas dan ringkas sepanjang hal ini dimungkinkan.
5. Distribusi Laporan
Laporan tertulis diserahkan oleh
organisasi/lembaga audit kepada :
a. Pejabat yang berwenang dalam organisasi pihak yang diaudit
b. Kepada pejabat yang berwenang dalam organisasi pihak yang meminta audit,
termasuk organisasi luar yang memberikan dana, kecuali jika peraturan
perundang-undangan melarangnya
c. Kepada pejabat lain yang mempunyai tanggungjawab atas pengawasan secara
hukum atau pihak yang bertanggungjawab untuk melakukan tindak lanjut
berdasarkan temuan dan rekomendasi audit
d. Kepada pihak lain yang diberi wewenang oleh entitas yang diaudit untuk
menerima laporan tersebut
E. AUDIT KINERJA
PEMERINTAH DAERAH DALAM KONTEKS OTONOMI DAERAH
Terdapat
tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good
governance) yaitu, pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Pengawasan
mengacu pada tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak di luar eksekutif
(yaitu masyarakat dan DPR/DPRD) untuk mengawasi kinerja pemerintahan.
Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif
(pemerintah) untuk menjamin dilaksanakannya system dan kebijakan manajemen
sehingga tujuan organisasi tercapai. Pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi
professional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai
dengan standar kinerja yang ditetapkan.
F. PERMASALAHAN AUDIT KINERJA LEMBAGA PEMERINTAHAN DI
INDONESIA
Permasalahan otonomi dan desentralisasi yang luas, nyata,
dan bertangung jawab kepada daerah kabupaten/ kota akan membawa konsekuensi
perubahan pada pola dan sitem pengawasan dan pemeriksaan. Perubahan-perubahan
tersebut juga memberikan dampak pada unit-unit kerja daerah, seperti tuntutan
kepada pegawai/ aparatur pemerintah daerah untuk lebih terbuka, transparan, dan
bertangungjawab atas kepusan yang dibuat. Pemberian kepercayaan kepada auditor
dengan memberikan peran yang lebih besar untuk memeriksa lembaga-lembaga
pemerintah, telah menjadi bagian penting dalam proses terciptanya
akuntanbilitas public. Bagi auditor, dengan diberinya peran yang lebih besar
tersebut, maka auditor dituntut menjaga dan meningkatkan profesionalisme,
kompetensi, dan indenpendensi dan dapat menghilangkan pratek korupsi, kolusi,
nepotisme (KKN) yang ada.
Reposisi lembaga pemeriksa
Harus disadari bahwa saat ini masih terdapat beberapa
kelemahan dalam melakukan audit pemerintahan di Indonesia. Pertama adalh tidak
tersedianya indikator kinerja yang memadai sebagai dasar untuk mengukur kinerja
pemerintah daerah, hal tersebut umum dialami organisasi sektor public adalah
berupa pelayanan public yang tidak mudah diukur. Kedua terkait dengan masalah
struktur lembaga pemeriksa pemerintah pusat dan daerah di Indonesia.
Permasalahan yang ada adalah banyaknya lembaga pemeriksa fungsional yang
overlapping satu dengan yang lainnya yang menyebabkan pelaksanaan pengauditan
tidak efisien dan tidak efektif. Saat ini, pemeriksaan yang dilakukan oleh
aparat pemeriksa fungsional terdapat pembiayaan desentralisasi oleh BPK, BPKP,
dan inspektorat dalm negeri.
G. STRUKTUR AUDIT KINERJA
Sebelum melakukan audit, auditor terlebih dahulu harus
memperoleh informasi umum organisasi guna mendapatkan pemahaman yang memadai
tentang lingkungan organisasi yang diaudit, struktur organisasi, misi
organisasi, proses kerja serta sistem informasi dan pelaporan. Pemahaman
lingkungan masing-masing organisasi akan memberikan dasar untuk memperoleh
penjelasan dan analisis ynag lebih mendalam mengenai sistem pengendalian
manajemen.
Berdasarkan hasil analisis terhadap kelemahan dan
kekuatan sistem pengendalian dan pemahaman mengenai keluasan (scope), validitas
dan reabilitas informasi kinerja yang dihasilkan oleh entitas/organisasi,
auditor kemudian menetapkan kriteria audit dan mengembangkan ukuran-ukuran
kinerja yang tepat. Berdasarkan rencana kerja yang telah dibuat, auditor
melakukan pengauditan, mengembangkan hasil-hasil temuan audit dan membandingkan
antara kinerja yang dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hasil temuan kemudian dilaporkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan yang
disertai dengan rekomendasi yang diusulkan oleh auditor. Pada akhirnya,
rekomendasi-rekomendasi yang diusulkan oleh auditor akan ditindaklanjuti oleh
pihak-pihak yang berwenang.
Struktur audit kinerja terdiri atas tahap pengenalan dan
perencanaan, tahap pengauditan, tahap pelaporan dan tahap penindaklanjutan.
Pada tahap pengenalan dilakukan survei pendahuluan dan review sistem
pengendalian manajemen. Pekerjaan yang dilakukan pada survei pendahuluan dan
review sistem pengendalian manajemen bertujuan untuk menghasilkan rencana
penelitian yang detail yang dapat membantu auditor dalam mengukur kinerja dan
mengembangkan temuan berdasarkan perbandingan antara kinerja dan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Tahap pengauditan dalam audit kinerja terdiri dari tiga
elemen, yaitu telaah hasil-hasil program, telaah ekonomi dan efisiensi dan
telaah kepatuhan. Tahapan-tahapan dalam audit kinerja disusun untuk membantu
auditor dalam mencapai tujuan audit kinerja. Review hasil-hasil program akan
membantu auditor untuk mengetahui apakah entitas telah melakukan sesuatu yang
benar. Review ekonomis dan efisiensi akan mengarahkan auditor untuk mengetahui
apakah entitas telah melakukan sesuatu yang benar secara ekonomis dan efisien.
Review kepatuhan akan membantu auditor untuk menentukan apakah entitas telah
melakukan segala sesuatu dengan cara-cara yang benar, sesuai dengan peraturan
dan hukum yang berlaku. Masing-masing elemen tersebut dapat dijalankan
sendiri-sendiri atau secara bersama-sama, tergantung pada sumber daya yang ada
dan pertimbangan waktu.
Tahap pelaporan merupakan tahapan yang harus dilaksanakan
karena adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat atas pengelolaan sumber daya
publik. Hal tersebut menjadi alasan utama untuk melaporkan keseluruhan pekerjaan
audit kepada pihak manajemen, lembaga legislatif dan masyarakat luas.
Penyampaian hasil-hasil pekerjaan audit dapat dilakukan secara formal dalam
bentuk laporan tertulis kepada lembaga legislatif maupun secara informal
melalui diskusi dengan pihak manajemen. Namun demikian, akan lebih baik bila
laporan audit disampaikan secara tertulis, karena pengorganisasian dan
pelaporan temuan-temuan audit secara tertulis akan membuat hasil pekerjaan yang
telah dilakukan menjadi lebih permanen. Selain itu, laporan tertulis juga
sangat penting untuk akuntabilitas publik. Laporan tertulis merupakan ukuran
yang nyata atas nilai sebuah pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Laporan
yang disajikan oleh auditor merupakan kriteria yang penting bagi kesuksesan
atau kegagalan pekerjaannya.
Tahapan yang terakhir adalah tahap penindaklanjutan,
dimana tahap ini didesain untuk memastikan/memberikan pendapat apakah
rekomendasi yang diusulkan oleh auditor sudah diimplentasikan. Prosedur
penindaklanjutan dimulai dengan tahap perencanaan melalui pertemuan dengan
pihak manajemen untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi organisasi dalam
mengimplementasikan rekomendasi auditor. Selanjutnya, auditor mengumpulkan
data-data yang ada dan melakukan analisis terhadap data-data tersebut untuk
kemudian disusun dalam sebuah laporan.
(dwiermayanti.wordpress.com/2010/.../audit-kinerj..)
H. TAHAP PENGENALAN DAN PERENCANAAN
Tahap pengenalan dan perencanaan terdiri dari dua elemen
yaitu survei pendahuluan dan review sistem pengendalian manajemen. Pekerjaan
yang dilakukan masing-masing elemen bertujuan untuk menghasilkan rencana
penelitian (research plan) yang detail yang dapat membantu auditor dalam
mengukur kinerja dan mengembangkan temuan berdasarkan perbandingan antara
kinerja dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
a. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey)
Pada tahap survei pendahuluan auditor akan berupaya untuk memperoleh
gambaran yang akurat tentang lingkungan organisasi yang diaudit, terutama
berkaitan dengan struktur dan operasi organisasi, lingkungan manajemen,
kebijakan, standar, dan prosedur kerja.
b. Review Sistem Pengendalian (Control System Review)
Pada audit keuangan, auditor memulai pekerjaan dengan melakukan review dan
evaluasi terhadap system pengendalian intern (SPI) terutama yang berkaitan
dengan prosedur akuntansinya, sedangkan pada audit kinerja, auditor harus
menelaah system pengendalian manajemen atau system pengendalian administrasif
dengan tujuan untuk menemukan kelemahan pengendalian yang signifikan agar menjadi
perhatian manajemen dan untuk menentukan luas, sifat, dan waktu pekerjaan
pemeriksaan berikutnya.
Prosedur audit yang dilakukan paa tahap review system pengendalian secara
garis besar terdiri dari tiga langkah yaitu :
1. Menganalisis system manajemen organisasi,
2. Membandingkannya dengan model yang ada,
3. Mencatat dugaan terhadap setiap ketidakcocokan/ketidaksesuaian.
Dalam me review system pengandalian, auditor dapat mengarahkan pekerjaannya
dengan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
- Apakah organisasi membuat perencanaan
yang cukup? Apakah strategi untuk mencapai tujuan telah ditetapkan? Apakah
standar pencapaian tujuan juga telah ditetapkan?
- Apakah organisasi sudah terstruktur
dengan baik untuk menjalankan aktivitasnya? Apakah sumber daya tidak tersedia
dan terdistribusi dengan baik?
- Apakah rencana sudah dikomunikasikan
kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk melaksanakan?
- Apakah kinerja telah dimonitor dengan
menggunakan dasar/kriteria yang pasti? Apakah penyimpangan dari rencana semula
diidentifikasikan dan dianalisis dengan hati-hati? Apakah tindakan koreksi yang
tepat waktu telah dilaksanakan?
Kriteria Pengendalian untuk Hasil-hasil Program, Penilaian Ekonomi dan
Efisiensi
Kriteria yang digunakan untuk menilai reliabilitas data dibagi dalam dua
area :
1. Proses pengumpulan, perhitungan dan pelaporan data
a) Prosedur yang ada didesain untuk memastikan fairness,
dependability, dan reliability data.
b) Terdapat pengendalian dalam proses pengumpulan dan
perhitungan data untuk memastikan integritas data.
c) Pengendalian yang telah ditetapkan sudah dijalankan.
d)
Terdapat
dokumentasi yang memadai untuk menentukan integritas data.
2. Kecukupan pelaporan data
a) Data yang dikumpulkan dan dihitung dibuat dengan dasar
yang konsisten dengan tahun sebelumnya.
b)
Kewajaran dan
reliabilitas data disajikan dengan criteria tertentu.
Pekerjaan audit pada tahap pengenalan dan perencanaan diharapkan mampu
mempersiapkan dua buah dokumen yaitu :
- Memorandum analitis (analytical memorandum), berisi identifikasi kelemahan yang material dalam system pengendalian manajemen dan pembuat rekomendasi untuk perbaikan atas kelemahan tersebut.
- Memorandum perencanaan (planning memorandum), dibuat berdasarkan hasil review sistem pengendalian untuk menentukan sifat, luas dan waktu untuk pekerjaan audit berikutnya
(disfianoni.blogspot.com/.../tahapan-pengenalan-da...
-)
I. TAHAPAN AUDIT
Tahapan dalam audit kinerja terdiri dari tiga elemen
- telaah hasil-hasil program (program results seview)
- telaah ekonomi dan efisien (economy and efficiency review)
- telaah kepatuhan (compliance review)
secara lebih rinci, komponen audit terdiri dari
- indentifikasi lingkungan manajmen
- perencanaan dan tujuan
- struktur organisasi
- kebijakan dan praktik
- system dan prosedur
- pengendalian dan metode pengendalian
- sumber daya manusia dan lingkungan fisik
- praktik pengelolahan staf (staffing practices)
- analisa fiscal
- Area khusus investigasi ( special areas of investigation)
Indentifikasi lingkungan manajemen
Auditor harus familiar dengan lingungan manajemen klien
untuk memahami keterbatasan – keterbatasan yang dihadapai organisasi.untuk itu
auditor harus mengetahui sesakma dan akurat gambaran menyeluruh gambaran
organisasi dari prespektif hukum, organisasi, dan karyawan.
Perencanaan dan tujuan
Komponen ini berkaitan dangan review atas proses
penetapan renncana dan tujuan organisasi, auditor menguji tujuan yang
ditetapkan secara jelas dan rencana- rencana untuk mencapai tujuan tersebut.
Serta aktivitas yang berkaitan yang dilakukan dengan kebutuhan dan tujuan
organisasi.
Struktur organisasi
Komponen ini berkaitan bagaimana sebuah unit diatur dan
sumber daya yang dialokasikan untuk mencapai tujuan organisasi yang berkaitan
dengan otoritas formal maupun informal dan tanggung jawab yang berkaitan dengan
organisasi.
Kebijakan dan pratik
Komponen ini mengacu pada kebijakan yang berlaku umum,
yang merupakan kesepakan yang dirumuskan oleh masyarakat yang diwakili oleh
legislative, dan diformalkan dalam peraturan dan petunjuk administrative yang
mengacuh pada sejumlah aktivitas yang harus dilaksanakan.
System dan prosedur
Sistem dan prosedur merupakan rangkaian kegiatan atau
aktivitas untul menelaah struktur pengendalian, efektifitas, ketepatan, logiga
dan kebutuhan organisasi.
Pengendalian
dan metode pengendalian
Komponen ini berhubungan dengan pengendalian intern terutama accounting
control dan administrative control.
Sumber daya manusia dan linkungan fisik
Berkaitan dengan sikap karyawan, dokumentasi tentang
berbagai aktivitas, dankondisi fisik pekerjaan.
Pratik penempatan karyawan
Komponen ini mengacuh pada metode dan prosedur
untuk melindungi sumber daya manusia yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi,
untuk mengatur administrasi penggajian, untuk menilai kinerja karyawan, dan
kebijakan dan prosedur pelatihan karyawan.
Analisa fiscal
Diperlukan untuk menganalisa informasi keuangan yang
secara langsung atau tidak langsungsung dapat digunakan untuk mengindentifikasi
efisiensi oprasi, ekonomis, dan efektifitas unit organisasi yang dievaluasi.
Investigasi khusus
Investigasi ini lebih diarahkan pada
usaha untuk mengevaluasi solusi alternative yang didisien untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi atau peningkatan ekonomis sebuah fungsi organisasi.
J. TAHAPAN PELAPORAN
Laporan tertulis bersifat permanent dan sangat penting
untuk akuntabilitas public. Ada tiga langkah utama yang sangat penting dalam
mengembangkan laporan tertulis yaitu
- persiapan, pada tahap persiapan, auditore mulai mengembangkan temuan-temuan audit, menggabungkan temuan-temuan tersebut menjadi sebuah laporan yang koheren dan logis, serta menyiapkan bukti-bukti pendukung dan dokumentasi yang diperlukan.
- penelaan merupakan tahapan analisis kritis terhadap laporan tertulis yang dilakukan oleh staf audit, review dan komentar atas laporan diberikan oleh pihak manajemn atau auditee.
- pengiriman, meliputi persiapan tertulis sebuah laporan yang permanent agar dapat dikirim kelembaga yang memberi tugas untuk mengaudit dan kepada auditee.
Hal terpenting adlah laporan tersebut dapat dipahami oleh pihak-pihak yan
menerima dan membutuhkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan
laporan audit kinerja.
1.
laporan audit
kinerja harus ditulis secara obyektif.
2.
auditor tidak
erlu terlau overstate
3.
informasi yang
disajika harus disertai suatu bukti yang kompeten
4.
auditor
hendaknya menulis laporan secara konstruktif, memberi pengakuan terhadap
kinerja yang baik maupun yang buruk.
5.
auditor
hendaknya mengakomodasi usaha-usaha yang dilakukan oleh manajen untuk
memperbaiki kinerja.
Selain berpedoman pada hal-hal tersebut diatas , ada beberapa keahlian yang
perlu dimili dan di kembangkan aoleh auditor agar mampu menghasilkan laporan
yang efektif yaitu.
- keahlian teknis (tehnical skills)
- keahlian manajerial (manajerial skills)
- keahlian interpersonal ( inter personal skills).
K. TAHAP PENINDAKLANJUTKAN (FOLLOW-UP)
Tahap lanjutan didisain untuk memastikan/ memberikan
pendapat apakah rekomendasi auditor sudah diimplementasikan, hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam tahp penindaklanjutan antara lain.
- dasar utuk melakukan follow up.
- melaksanakan review follow up
- batasan review follow up
- implementasi rekomendasi oleh unit kerja
- pemeriksaan kembali secara peiodik
Dasar pelaksanaan follow up
adalah perencanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen, untuk setiap
rekomendasi yang diberikan oleh auditor,manajemen harus menentukan apakah
rekomendasi tersebut ditolak atau diterima. Dan kapan implementasi rencana
dilakukan.
Pelaksanaan
review follow up
Perencanaan manajemen memberikan dasar untuk review follow up. Besdasrkan
prosedur, hal yang pertam yang diputuskan adalah penjadwalan folloe up, yang
mana hal ini sangat bergantung pada kompleksitas rekomendasi dan tingkat
kesulitan rekomendasi.
Batasan follow
up
Pelaksanaan follow up sebaiknya tidak terbatas pada penilaian pelaksanaan
dan dampak yang diusulkan aloh auditor. Namun sebaliknya dihindari terjadinya
follow up yang overload. Kegiatan follow up yang dilakukan diharapkan mampu
menjelaskan peningkatan actual yang telah dicapai setelah proses audit
dilaksanakan pada organisasi tertentu.
Implementasi
rekomendasi
Rekomendasi sangat penting untuk perbaikan kinerja yang akan dating.
a. implementasi oleh unit kerja
unit yang
diaudit memiliki kesempatan pertama kali untuk mempelajari temuan dan
rekomendasi audit. Hal ini memungkinkan unit kerja untuk mengevaluasi dan
menggunakan rekomendasi yang diberikan oleh staf auditor. Keterlibatan
oraganisasi dalam ketelaan awal rekomendasi dan pengambilan tindakan yang tepat
atas rekomendasi pendahuluan akan memberikan repon positif dari pihak legislative
sebelum dileluarkan laporan akhir audit.
b. implementasi oleh eksekutif
manajemen
(eksekutif) biasanya menerima hasil audit terlebih dahulu dibandingkan lembaga
pengambilan kebijakan atau legislative. Diskusi antara auditor dengan manajemen
sebelum laporan audit dipublikasikan akan memmungkinkan dihasilkan petunjuk
administrative yang didisain untuk mengkoreksi permasalahan.
c. peran auditor dalam
pengimplementasikan rekomendasi audit
dalam proses
pengimplementasikan rekomendasi audit, auditor hanya berperan sebagai
pendukung, tidak terlibat langsung didalamnya. Hal ini penting untuk menjaga
objekvitas dan indenpendensi auditor karena ada kemungkinan bahwa dimasa yang
akan dating organisasi tersebut akan diaudit oleh auditor yang sama.
d. peran legislative dalam
mengimplementasikan rekomendasi audit
lembaga legislative, baik tingkat pusat maupun daerah merupakan otoritas
tingkat akhir yangd dapat mengambil tindakan implementasi rekomendasi secara
formal dengan meng adopsi peraturan, mosi dan sebagainya. Ada beberapa
pendekatan yang dilakukan untuk memastikan implementasi rekomendasi audit.
- tindakan legislative secara formal
- tindakan legislative secara informal
- tindakan legislative melalui anggaran.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.Mardiasmo,MBA,Ak ( 2002), “Akuntansi
Sektor Publik”, Yogyakarta:Andi
Desfiani diakses tgl 26 Nopember 2011 :
disfianoni.blogspot.com/.../tahapan-pengenalan
Dwiermayanti diakses tgl 26 Nopember
2011 : (dwiermayanti.wordpress.com/2010/.../audit-kinerj..)
D.
Pengaruh kepemimpinan dalam kinerja keuangan
Dalam menghadapi era pasar bebas yang penuh
tantangan yang ketat, para pelaku ekonomi baik di dunia industri maupun dunia
usaha terdorong untuk berupaya menjadi yang terbaik dan terdepan. Mereka harus
mampu bersaing dengan terus meningkatkan produktivitasnya, efisiensi,
efektifitas dan kinerja perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaannya.
Dalam setiap perusahaan peranan manusia
sangatlah dominan karena melalui peranan manusia tersebut dapat saling
bekerjasama atau dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan
segala sumber daya yang ada. Manusia yang bekerja dalam sebuah perusahaan, menyumbangkan tenaganya baik fisik maupun pikiran dan mendapatkan
imbalan atau balas jasa sesuai dengan peraturan atau perjanjian disebut sebagai
karyawan. Karyawan merupakan asset yang paling penting dalam sebuah perusahaan.
Karyawan memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan dan keterampilan, serta
dorongan untuk maju yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
Peranan atasan atau sering disebut
pimpinan sangatlah besar bagi keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan.
Dari merekalah muncul gagasan-gagasan baru dan inovatif dalam pengembangan
perusahaan. Namun tidak dapat dipungkiri bawahan mereka juga memiliki peranan
yang tidak kalah penting, karena bawahan inilah yang akan menjalankan dan
melaksanakan gagasan pimpinan yang tertuang dalam setiap keputusan. Baik
tidaknya bawahan melaksanakan tugas mereka tergantung dari pimpinan itu
sendiri. Bagaimana seorang pemimpin memberikan pengaruh dan motivasi untuk
mempengaruhi para bawahnya melakukan berbagi tindakan sesuai dengan yang
diharapkan.
http://samirdjawa.blogspot.com/2013/01/pengaruh-gaya-kepemimpinan-terhadap.html